Sabtu, 02 November 2013

6 Jenis ikan yang harus dihindari

TEMPO.CO, Jakarta - Ikan baik untuk kesehatan. Mengkonsumsi ikan dua kali sepekan sangat dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan protein. Omega-3 yang terkandung dalam lemak ikan juga bagus untuk kesehatan jantung dan perkembangan sel otak pada anak-anak.

Namun, tak semua ikan bagus untuk kesehatan. Seafood Watch, program yang diluncurkan oleh Monterey Bay Aquarium, mencatat sejumlah ikan yang tak layak konsumsi. Bersama lembaga nirlaba yang bergerak di bidang kesehatan dan lingkungan, mereka menyusun daftar ikan yang tak layak konsumsi itu.

Dari daftar tersebut, ada enam jenis ikan teratas yang sebaiknya dihindari. Selain ikan-ikan itu terancam punah, beberapa juga mengandung merkuri dan PCB di atas ambang batas yang ditentukan, yang justru membahayakan kesehatan.

Keenam jenis ikan itu adalah

Tuna Sirip Biru
Pada bulan Desember 2009, World Wildlife Fund menempatkan tuna sirip biru pada daftar 10 spesies terancam punah, di samping panda raksasa, harimau, dan penyu belimbing. Meskipun kelompok-kelompok lingkungan mengupayakan advokasi agar ikan ini masuk status fauna yang dilindungi, tuna sirip biru terus diburu, dengan nilai jual hingga US$ 177 ribu per ikan.

Namun, selain terancam punah, tuna ini juga sangat membahayakan kesehatan. Ikan ini memiliki tingkat merkuri dan PCB begitu tinggi sehingga The Environmental Defense Fund (EDF) merekomendasikan untuk tidak memakan ikan ini.

Patagonian Toothfish

Harganya sangat mahal karena rasa dagingnya yang khas, meleleh di mulut seperti mentega. Ikan ini hanya hidup di perairan Antartika yang dingin. Metode yang digunakan untuk menangkapnya sangat merusak dasar laut dan mengancam habitat burung-burung laut di sekitarnya. Namun EDF melarangnya lebih karena kandungan merkurinya yang sangat tinggi. Karena itu, jika ingin mengkonsumsi, sebaiknya tak lebih dari dua kali per bulan untuk orang dewasa dan sekali sebulan untuk anak-anak.

Kerapu
Tingkat merkuri yang tinggi dalam ikan ini menyebabkan EDF mengeluarkan peringatan. Dari sisi keberlanjutan, ikan kerapu tak ada masalah. Ikan ini bisa hidup sampai usia 40 tahun dan bereproduksi secara cepat.

Monkfish
Ikan ini wujudnya aneh, menyerupai lele dan merupakan penghuni bawah laut. Ikan sungut ganda, nama lain ikan ini, masuk ordo ikan bertulang sejati yang umumnya hidup di laut dalam. Habitatnya di Samudra Arktik, Samudra Pasifik, Samudra Hindia, Samudra Atlantik, dan Laut Mediterania. Ikan dari ordo Lophiiformes ini terlihat mencolok dengan bagian kepala yang besar dan lebar.

Monkfish adalah ikan karnivora, mulutnya besar dan bergigi. Ikan ini menyelam hingga ke dasar laut. Agar bisa menyerang ikan lain, mulutnya sedikit menghadap ke atas. Di bagian atas mulut terdapat antena yang bisa digerak-gerakkan sebagai umpan untuk menarik perhatian mangsa. Ikan ini juga sering naik ke permukaan laut untuk menyerang burung laut. Kandungan merkuri ikan ini sangat tinggi.

Orange Roughy
Seperti kerapu, ikan ini juga panjang umur, tetapi lambat untuk bereproduksi, sehingga rentan terhadap penangkapan ikan yang berlebihan. Ikan ini hidup 100 tahun atau lebih, sehingga fillet ikan ini di freezer Anda mungkin berasal dari ikan yang umurnya lebih tua dari nenek Anda. Usia yang panjang juga berarti memiliki tingkat merkuri yang tinggi, hal yang membuat EDF mengeluarkan peringatan kesehatan.

Salmon hasil budi daya
Kebanyakan salmon hasil budi daya, yang biasanya berlabel "Atlantic salmon", sering penuh dengan parasit dan penyakit. Juga mengancam salmon liar yang mencoba berenang ke perairan untuk melakukan pemijahan.

Salmon yang dibesarkan di kolam budi daya diberi antibiotik untuk memerangi penyakit, sehingga memiliki tingkat PCB cukup tinggi. Ada harapan tekanan konsumen akan mendorong peternak untuk mengadopsi praktek-praktek budi daya yang lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar